A.
Konsep pembelajaran berbasis web
Pembelajaran berbasis web adalah
proses belajar mengajar yang dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet,
sehingga sering disebut juga dengan e-learning. Internet merupakan jaringan
yang terdiri atas ribuan bahkan jutaan komputer, termasuk di dalamnya jaringan
lokal, yang terhubungkan melalui saluran (satelit, telepon, kabel) dan jangkauanya mencakup seluruh dunia.
Internet memiliki banyak fasilitas yang dapat digunakan dalam berbagai bidang,
termasuk dalam kegiatan pendidikan. Fasilitas tersebut antara lain: e-mail,
Telnet, Internet Relay Chat, Newsgroup, Mailing List (Milis), File Transfer
Protocol (FTP), atau World Wide Web (WWW).Pengajaran berbasis web (WBI) sebagai
program pengajaran berbasis hypermedia
yang memanfaatkan atribut dan sumber daya World Wide Web (Web) untuk
menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif. Konvensi internasional, menyatakan bahwa e-learning merujuk pada
penggunaan berbagai proses dan aplikasi elektronik untuk pembelajaran, termasuk
di dalamnya adalah CBT, WBI, CD, dan lain-lain.
Sedangkan pembelajaran berbasis web
diartikan sebagai pembelajaran melalui internet, intranet, dan halaman web
saja. Web based learning dapat diartikan
juga sebagai pemanfaatan
web/internet untuk pembelajaran. Pemanfaatan itu dapat berupa sumber bahan ajar
maupun media pembelajaran. Pada perkembangannya web based learning ini sering
disebut elearning (lihat di wikipedia, web based learning di-direct ke
E-learning), meskipun ada yang menyebutkan elearning ini adalah electronic
learning bukan internet learning.
v
Fungsi dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Web :
Bila dirancang dengan baik dan
tepat, maka pembelajaran berbasis web bisa menjadi pembelajaran yang
menyanangkan, memiliki unsur interaktivitas yang tinggi, menyebabkan peserta
didik mengingat lebih banyak materi pelajaran, serta mengurangi biaya-biaya
operasional yang biasanya dikeluarkan oleh peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran.
Dikarenakan sifatnya maya/virtual,
pembelajaran berbasis web dianggap telah memberikan fleksibilitas terhadap
kegiatan pengaksesan materi pembeajan. Penghantaran materi pemblajaran kini
tidal lagi tergantung pada medium fisik seperti buku pelajaran cetak atau
CD-ROM. Materi pembelajaran kini berbentuk data digital yang bisa diuraikan
melalui perangkat elektronik seperti computer, smartphone, telepon selular atau
piranti elektronik lainnya.
Disamping
beberapa unggulan tersebut, pembelajaran berbasis web juga memiliki kelemahan,
yaitu kurangnya interaksi langsung antara siswa dan guru yang disebabkan oleh
banyak faktor teknis. Menyikapi hal tersebut, kruse berpandangan, dengan
semakin majunya teknologi internet dan jaringan dan semakin cepatnya koneksi
internet beberapa tahun belakangan ini, maka kelemahan terbesar dari pembelajaran
berbasis web ini bisa diminimalisasi dalam beberapa tahun ke depan.
v Kelebihan dan kekurangan
pembelajaran berbasis web
ü Kelebihan pembelajaran berbasis web
antara lain adalah sebagai berikut:
·
Memungkinkan setiap orang dimanapun, kapanpun, untuk mempelajari
apapun.
·
Pebelajar dapat belajar
sesuai dengan karakteristik dan langkahnya
dirinya sendiri karena pembelajaran berbasis web membuat
pembelajaran menjadi bersifat individual.
·
Kemampuan untuk membuat tautan (link), sehingga pebelajar dapat mengakses
informasi dari berbagai sumber, baik di dalam maupun luar lingkungan belajar.
·
Sangat potensial sebagai sumber belajar bagi pebelajar yang
tidak memiliki cukup waktu untuk belajar.
·
Dapat mendorong pebelajar untuk lebih aktif dan mandiri di dalam
belajar
·
Menyediakan sumber belajar tambahan yang dapat digunakan untuk
memperkaya materi pembelajaran.
·
Menyediakan sumber
belajar tambahan yang dapat digunakan untuk mencari informasi yang mereka
butuhkan
·
Isi dan materi pelajaran dapat di-update dengan mudah.
ü Kekurangan pembelajaran berbasis web antara lain
adalah sebagai berikut:
·
Keberhasilan pembelajaran berbasis web bergantung pada kemndirian
dan motivasi pembelajar.
·
Akses untuk mengikuti
pembelajaran untuk dengan menggunakan web seringkali menjadi masalah bagi
pembelajar.
·
Pebelajar dapat merasa bosan dan jenuh jika mereka tidak bisa
mengakses informasi, dikarenakan tidak terdapatnya peralatan yang memadai dan bandwidth
yang cukup.
·
Dibutuhkan panduan bagi pebelajar untuk mencari informasi yang
elevan, karena informasi yang terdapat di dalam web sangat beragam.
·
Dengan menggunkan pembelajaran berbasis web, pebelajar terkadang
merasa terisolasi, terutama jika terdapat keterbatasan dala fasilitas.
B. Prinsip-prinsip Pembelajaran
Berbasis Web
Pembelajaran berbasis web dibangun melalui beberapa prinsip
yang berperan dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran ini pada tahap
implementasi. Hal yang membuat pembelajaran berbasis web ini efektif pada
dasarnya bergantung pada pandangan dari pemegang kepentingan. Oleh karenanya
sangat sulit untuk menentukan prinsip utama yang setidaknya harus ada dalam
pembelajaran berbasis web. Menurut Rusman (2011) prinsip pembelajaran berbasis
web adalah:
1)
Interaksi
Interaksi berarti kapasitas
komunikasi dengan orang lain yang tertarik pada topik yang sama atau
menggunakan pembelajaran berbasis web yang sama. Dalam lingkungan belajar,
interaksi berarti kapasitas berbicara baik antarpeserta, maupun antara peserta
dengan instruktur. Interaksi membedakan antara pembelajaran berbasis web dengan
pembelajaran berbasis komputer (Computer-Based Instruction). Hal ini berarti
bahwa mereka yang terlibat dalam pembelajaran berbasis web tidak berkomunikasi
dengan mesin, melainkan dengan orang lain (baik peserta maupun tutor) yang
kemungkinan tidak berada pada lokasi bahkan waktu yang sama.
Interaksi tidak hanya menyediakan
hubungan antarmanusia, tetapi uga menyediakan keterhubungan isi, di mana setiap
orang dapat saling membantu antara satu dengan yang lainnya untuk memahami isi
materi dengan berkomunikasi. Hal tersebut menciptakan lapisan belajar ter¬dalam
yang tidak bisa diciptakan oleh pengembangan media.
2)
Ketergunaan
Ketergunaan yang dimaksud di sini
adalah bagaimana siswa mudah menggunakan web. Terdapat dua elemen penting dalam
prinsip keter¬gunaan ini, yaitu konsistensi dan kesederhanaan. Intinya adalah
bagaimana pengembang pembelajaran berbasis web ini menciptakan lingkungan
belajar yang konsisten dan sederhana, sehingga siswa tidak mengalami kesulitan
balk dalam proses pembelajaran maupun navigasi konten (materi dan aktivitas
belajar lain).
3)
Relevansi
Relevansi diperoleh melalui
ketepatan dan kemudahan. Setiap informasi dalam web hendaknya dibuat sangat
spesifik untuk meningkat¬kan pemahaman pembelajar dan menghindari bias.
Menempatkan konten yang relevan dalam konteks yang tepat pada waktu yang tepat
adalah bentuk seni tersendiri, dan sedikit pengembangan e-learning yang
berhasil melakukan kombinasi ini. Hal ini melibatkan aspek keefektifan desain
konten serta kedinamisan pencarian dan penempatan konten (materi).
C.
Konsep
Blended Learning
Blended Learning ini terdapat perpaduan dari : teknologi multimedia,
CD-ROM, video streaming, kelas virtual, e-mail, voicemail
dan lain-lain dengan bentuk tradisional pelatihan di kelas dan pelatihan
setiap apa yang dibutuhkannya. Blended Learning menjadi solusi yang
paling tepat untuk proses pembelajaran yang sesuai, tidak hanya dengan
kebutuhan pembelajaran akan tetapi gaya pembelajar. Selain Blended Learning ada istilah lain yang sering digunakan di antaranya adalah Blended Learning dan Hybrid Learning. Istilah tersebut
mengandung arti yang sama yaitu perpaduan, percampuran atau kombinasi dalam
pembelajaran. Intinya penggabungan atau percampuran dua pendekatan pembelajaran yang digunakan
sehingga tercipta pola pembelajaran baru dan tidak akan menimbulkan rasa bosan
pada pererta didik.
Blended
learning adalah sebuah kemudahan pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara
penyampaian, model pengajaran, dan gaya pembelajaran, memperkenalkan berbagai
pilihan media dialog antara fasilitator dengan orang yang mendapat pengajaran.
Blended learning juga sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung
(face-to-face) dan pengajaran online, tapi lebih daripada itu sebagai elemen
dari interaksi sosial.
Blended
learning ialah pembelajaran yang
didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara mengajar dan gaya
pembelajaran yang berbeda serta
ditemukan pada komunikasi terbuka diantara seluruh bagian yang terlibat
dengan pelatihan”. Sedangkan untuk keuntungan dari penggunaan blended learning
sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung (face-to-face) dan pengajaran
online (e-learning), tapi lebih daripada itu sebagai elemen dari interaksi
sosial yaitu :
a)
Adanya interaksi antara pengajar dan
mahasiswa
b)
Pengajaran pun bisa secara on line ataupun
tatap muka langsung
c)
Blended Learning = combining
instructional modalities (or delivery media),
d)
Blended Learning = combining
instructional methods
D. Karakteristik Blended
Learning
Adapun karakteristik
dari blended learning yaitu:
a.
Pembelajaran yang menggabungkan
berbagai cara penyampaian, model pengajaran, gaya pembelajaran, serta berbagai
media berbasis teknologi yang beragam.
Penggabungan model pembelajaran
konvensional dengan belajar secara online bukanlah hal yang baru, dan pelengkap
pembelajaran konvensional adalah e-learning. E-learning merupakan metode
pembelajaran yang berfungsi sebagai pelengkap metode pembelajaran konvensional
dan memberikan lebih banyak pengalaman afektif bagi pelajar. Perbedaan
pembelajaran konvensional atau e-learning yaitu pada pembelajaran konvensional
guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan
ilmu pengetahuan kepada pelajaranya. Sedangkan didalam e-learning fokus
utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung
jawab untuk pembelajarannya.
b.
Sebagai sebuah kombinasi pengajaran
langsung (face to face), belajar mandiri, dan belajar
mandiri via online.
Pembelajaran blended dapat
menggabungkan pembelajaran tatap muka (face-to-face) dengan pembelajaran
berbasis komputer. Artinya, pembelajaran dengan pendekatan teknologi
pembelajaran dengan kombinasi sumber-sumber belajar tatap muka dengan pengajar
maupun yang dimuat dalam media komputer, telpon seluler atau iPhone, saluran
televisi satelit, konferensi video, dan media elektronik lainnya. Pebelajar dan
pengajar/fasilitator bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Tujuan utama pembelajaran blended adalah memberikan kesempatan bagi berbagai
karakteristik pebelajar agar terjadi belajar mandiri, berkelanjutan, dan
berkembang sepanjang hayat, sehingga belajar akan menjadi lebih efektif, lebih
efisien, dan lebih menarik.
c.
Pembelajaran yang didukung oleh
kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara mengajar dan gaya pembelajaran.
Blended learning dapat membuat
peserta didik lebih termotivasi untuk melakukan pembelajaran mandiri. Hal ini
terlihat dari banyaknya peserta didik yang online dalam pembelajaran. Disini
juga peserta didik bertanya dalam suatu forum diskusi dengan guru maupun dengan
peserta didik lain. Selain forum diskusi peserta didik menggunakan media
sebagai wahana untuk bertanya bertukar informasi dengan peserta didik lain.
d.
Guru dan orangtua pembelajar
memiliki peran yang sama penting, guru sebagai fasilitator, dan orangtua
sebagai pendukung.
Blended learning merupakan
pilihan terbaik untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan daya tarik yang
lebih besar dalam berinteraksi antar manusia dalam lingkungan belajar yang
beragam. Dan juga memberikan fasilitasi belajar yang sangat sensitif terhadap
segala perbedaan karakteristik pskiologis maupun lingkungan belajar.
Intinya
Blended e-Learning berisi tatap muka, dimana beririsan dengan blended
e-learning. pada blended e-learning terdapat pembelajaran berbasis komputer
yang berisikan dengan pembelajaran online. Dalam pembelajaran online terdapat
pembelajaran berbasis internet yang di dalamnya ada pembelajaran berbasis web.
Pembelajaran dengan menggunakan media berbasis yang populer dengan sebutan
Web-Based Training (WBT) kadang disebut Web-Based Education (WBE) dapat
didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk
sebuah proses pendidikan. Suatu hal yang perlu diingat adalah bagaimana
teknologi web ini dapat mebantu proses belajar.
Pada blended
learning informasi yang di dapat oleh peserta didik lebih banyak dan dari
berbagai sumber. Dengan mendapat informasi yang lebih mereka mampu
menyelesaikan permasalahan, menganalisis, membandingkan dengan kecukupan
informasi yang mereka dapat. Informasi atau materi yang ada dalam pembelajaran
online antara lain dalam bentuk, teks, gambar, movie, animasi, simulasi,
partisi- pasi dalam diskusi, dan mengemukakan pendapat.
E.
Metode Blanded Learning dalam
Pembelajaran Berbasis Web
Dengan membangun dan memiliki
website sendiri, langkah awal untuk mulai menerapkan metode Blended Learning bisa diwujudkan, karena
pada dasarnya metode Blended Learning
merupakan :
1. Proses belajar-mengajar tidak hanya
tatap muka, namun menambah waktu pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi
dunia maya.
2. Salah satu cara untuk mempermudah
dan mempercepat proses komunikasi non-stop antara guru dan siswa.
3. Membantu proses percepatan
pengajaran materi bahan ajar.
4. Sebagai pressure agar siswa mulai
belajar memanfaatkan teknologi dengan benar dan untuk tujuan yang bermanfaat,
sekaligus memahami bahwa selain hiburan teknologi juga bisa memperkaya
pengetahuan sekaligus bahan pembelajaran.
Metode Blended Learning dengan salah
satu komponen pembelajarannya yang menggunakan media interaktif merupakan salah
satu solusi untuk menyesuaikan gaya belajar siswa dengan cara mengajar guru.
Hal ini menjadi penting, karena proses transformasi materi dari guru kepada
siswa harus tepat sasaran dan bisa dimengerti oleh siswa, sehingga proses
belajar mengajar bisa berlangsung dengan baik dan menghasilkan generasi yang
terdidik, yang mampu bersaing dan menjawab tantangan masa depan, serta
berprestasi.
Namun bukan berarti tidak ada solusi
atau jalan keluar, karena dengan metode Blended Learning, guru dan siswa secara
bertahap beradaptasi dengan kemajuan teknologi pendidikan namun tetap didukung
metode yang biasa di lakukan yaitu tatap muka. Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, bahwa dalam metode Blended Learning ada dua komponen pokok yaitu
pengajaran dengan cara konvensional (tatap muka) dan melalui media elektronik.
Blended Learning berangkat dari kelebihan yang terdapat pada cara pembelajaran
secara tradisional, sehingga Blended Learning bertujuan untuk menggabungkan
e-Learning dengan kelebihan yang ada pada pembelajaran tradisional. Dalam
bahasa praktisnya, metode Blended Learning menawarkan kemungkinan untuk
memperoleh keuntungan dari suatu kelas yang mendukung interaksi secara langsung
dan fleksibilitas dari pembelajaran secara online.
F. Prosedur
Blended Learning dalam Pembelajaran
Secara
spesifik dalam jurnal yang berjudul Pengaruh Blended Learning terhadap
Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa Tingkat SMK Profesor Steve Slemer
menyarankan enam tahapan dalam merancang dan menyelenggarakan blended learning
agar hasilnya optimal, diantaranya adalah (1) tetapkan macam dan materi bahan
ajar, (2) tetapkan rancangan blended learning yang digunakan, (3) tetapkan
format on-line learning, (4) lakukan uji terhadap rancangan yang dibuat, (5)
selenggarakan blended learning
dengan baik, dan (6) siapkan kriteria evaluasi pelaksanaan blended learning
(Sjukur, 2012).
Pertama,
menetapkan macam dan materi bahan ajar. Pendidik harus paham betul bahan ajar
yang seperti apa yang relevan diterapkan pada pendidikan jarak jauh (PJJ) yang
sebagian dilakukan secara face to face dan secara online atau web
based learning.
Kedua,
tetapkan rancangan dari blended learning yang digunakan. Rancangan
pembelajaran harus benar-benar dirancang dengan baik dan serius, dan juga harus
melibatkan ahli e-learning untuk membantu. Hal ini bertujuan agar
rancangan pembelajaran yang dibuat benar-benar relevan dan memudahkan sistem
pembelajaran face to face dan jarak jauh, bukan malah mempersulit siswa
ataupun tenaga kependidikan lainnya dalam penyelenggarakan pendidikan. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam membuat rancangan pembelajaran blended
learning adalah (a) bagaimana bahan ajar tersebut disajikan, (b) bahan ajar
mana yang bersifat wajib dipelajari dan mana yang sifatnya anjuran guna
memperkaya pengetahuan, (c) bagaimana siswa bias mengakses dua komponen
pembelajaran tersebu, (d) faktor pendukung apa yang diperlukan, misalnya software
apa yang digunakan, apakah diperlukan kerja kelompok atau individu saja.
Ketiga,
tetapkan format online learning. Apakah bahan ajar tersedia dalam format
PDF, video, juga perlu adanya pemberitahuan hosting apa yang dipakai oleh guru,
apakah Yahoo, Google, Facebook, atau lainnya.
Keempat,
melakukan uji terhadap rancangan yang dibuat. Uji ini dilakukan agar mengetahui
apakah sistem pembelajaran ini sudah berjalan dengan baik atau belum. Mulai
dari kefektivan dan keefesiensi sangat diperhatikan, apakah justru mempersulit
siswa dan guru atau bahkan benar-benar mempermudah pembelajaran.
Kelima,
menyelenggarakan blended learning dengan baik. Sebelumnya sudah ada sosialisasi
dari guru atau dosen mengenai system ini. Mulai dari pengenalan tugas
masing-masing komponen pendidikan, cara akses terhadap bahan ajar, dan
lain-lain. Guru atau dosen disini bertugas sebagai petugas promosi, karena yang
mengikuti penyelenggaraan blended learning bias dari pihak sendiri dan bahkan
dari pihak lain.
Keenam,
menyiapkan kriteria untuk melakukan evaluasi. Contoh evaluasi yang dilakukan
adalah dengan (a) Ease to navigate, (b) Content/substance, (c)
Layout/format/appearance, (d) Interest, (e) Applicability, (f)
Cost-effectiveness/value.
Ease to navigate, seberapa mudah siswa bisa mengakses semua informasi yang
disediakan di paket pembelajaran. Kriterianya, makin mudah melakukan akses,
makin baik.
Content/substance, bagaimana kualitas isi yang dipakai. Misalnya bagaimana
petunjuk mempelajari bahan ajar itu disiapkan, dan sudah sesuai dengan tujuan
pembelajaran, dan sebagainya. Kriterianya: makin mendekati isi bahan ajar
dengan tujuan pembelajaran adalah makin baik.
Layout/format/appearance, paket pembelajaran (bahan, petunjuk, atau informasi
lainnya) disajikan secara profesional. Kriterianya: makin baik penyajian bahan
ajar adalah makin baik.
Interest,
dalam artian sampai seberapa besar paket pembelajaran yang disajikan mampu
menimbulkan daya tarik siswa untuk belajar. Kriterianya: siswa semakin tertarik
belajar adalah makin baik.
Applicability, seberapa jauh paket pembelajaran yang bisa dipraktekkan
secara mudah. Kriterianya: makin mudah adalah makin baik.
Cost-effectiveness/value, seberapa murah biaya yang dikeluarkan untuk mengikuti paket
pembelajaran tersebut. Kriterianya: semakin murah semakin baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar